Prenjak
Perenjak Jawa
Perenjak adalah nama segolongan burung kecil yang lincah dan banyak berkicau. Dahulu, kelompok burung ini dimasukkan ke dalam satu suku (familia) yakni Sylviidae, namun belakangan ini –menurut taksonomi Sibley-Ahlquist yang berdasarkan analisis DNA– suku tersebut dipecah kekerabatannya menjadi Sylviidae (part) dan Cisticolidae.
Perenjak disebut dengan nama-nama umum di pelbagai daerah, seperti prenjak (Jw.), ciblek (Jw.), cinenen (Sd.), cici atau kecici (Btw.), murai (Mly.), dan lain-lain.
Perenjak
Status konservasi: Beresiko rendah (lc)
Cici padi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Suku
Cisticolidae
Sylviidae
Ciri-ciri
Burung ini umumnya berukuran kecil, ramping dan berekor panjang. Panjang tubuh, diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor, kebanyakan antara 10-15 cm; meski ada pula yang lebih dari 25 cm. Kebanyakan berwarna kekuningan, hijau zaitun, atau kecoklatan di punggung, dengan warna keputihan atau kekuningan di perut.
Bersuara nyaring dan resik, perenjak seringkali berbunyi tiba-tiba dan berisik. Beberapa jenis berbunyi keras untuk menandai kehadirannya, sambil bertengger pada ujung tonggak, ujung ranting, tiang, kawat listrik atau tempat-tempat menonjol lainnya.
Kebiasaan
Burung perenjak menyukai tempat-tempat terbuka, seperti wilayah semak belukar, padang ilalang, kebun, pekarangan, tepi sawah dan rawa, tepi hutan dan lain-lain.
Mencari makanannya yang berupa ulat, belalang, capung dan aneka serangga kecil lainnya, yang tersembunyi di antara dedaunan dan ranting semak atau pohon. Perenjak sering dijumpai berpasangan, atau dengan anak-anaknya yang beranjak dewasa.
Jenis-jenis perenjak sering bersarang di rumpun ilalang, semak belukar atau kerimbunan daun perdu. Terkadang sarang ini ‘dititipi’ telur burung wikwik kelabu (Cacomantis merulinus) dan sebangsanya yang bersifat parasit.
Ragam jenis
Beberapa contoh jenis perenjak yang sering teramati di sekitar kita adalah:
Suku Cisticolidae
* Perenjak jawa (Prinia familiaris)
* Cici padi (Cisticola juncidis)
Suku Sylviidae
* Cinenen pisang (Orthotomus sutorius)
* Cinenen kelabu (O. ruficeps)
* Cica kored (Megalurus palustris)
(sumber kicaumania.org/arif sda)
3 responses to “Burung prenjak”
Heri
Oktober 25th, 2010 pukul 10:49
om saya mohon info juga tentang cara perawatan burung prenjak, seperti halnya burung cucak ijo dan kacer
Heri
Oktober 25th, 2010 pukul 10:52
om saya mohon info juga tentang cara perawatan burung prenjak, seperti halnya burung cucak ijo dan kacer, o ya om jangan lupa infonya tentang ciri-ciri lengkap burung prenjak.
Trima kasih om !
joe benxbenx
Oktober 27th, 2010 pukul 22:08
maaf ya om??sebelumnya terima kasih telah berkunjung ke blog saya yang ala kadarnya ini???burung prenjak… bagi pemula tentunya aga susah membedakan mana yang jantan/betina… kalo masih kecil,kalo yang untuk yang udah dewasa MH(muda hutan) yang jantan dibawah paruh ada ngeblog kehitam hitaman om???perawatan burung prenjak ini aga sensitif karena telat sedikit kroto aja bisa koit alias mati..